Mengenal Implementasi BIM di Indonesia

Mengacu pada Permen PUPR No. 22/2018 dan Surat Edaran 11/SE/Db/2021

Building Information Modeling (BIM) telah menjadi tren di industri konstruksi modern. Di Indonesia, implementasi BIM juga telah mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Dalam blog kali ini, kita akan membahas tentang implementasi BIM di Indonesia dengan mengacu pada Permen PUPR No. 22/2018 tentang Pembangunan Bangunan Gedung Negara dan Surat Edaran 11/SE/Db/2021 mengenai Penerapan BIM pada Perencanaan Teknis, Konstruksi, dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan.


Permen PUPR No. 22/2018:
Pada tahun 2018, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengeluarkan Permen PUPR No. 22/2018. Peraturan ini menetapkan penggunaan BIM sebagai persyaratan wajib untuk bangunan gedung negara yang memiliki luas di atas 2000 m2 dan lebih dari 2 lantai. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menerapkan teknologi BIM untuk meningkatkan kualitas dan efisiensi pembangunan gedung di Indonesia.

Dalam konteks ini, BIM digunakan sebagai platform kolaborasi yang mengintegrasikan berbagai disiplin, seperti arsitektur, struktur, mekanikal, elektrikal, dan lain-lain. Dengan BIM, para profesional terlibat dalam proyek dapat bekerja secara bersama-sama menggunakan model digital yang memuat informasi detail tentang desain, konstruksi, dan pemeliharaan bangunan.

Surat Edaran 11/SE/Db/2021:
Pada tahun 2021, Direktorat Jenderal Bina Marga, Kementerian PUPR, menerbitkan Surat Edaran 11/SE/Db/2021 tentang Penerapan Building Information Modeling pada Perencanaan Teknis, Konstruksi, dan Pemeliharaan Jalan dan Jembatan. Surat edaran ini menjelaskan tentang pentingnya menerapkan BIM dalam proyek jalan dan jembatan di Indonesia.

Dalam surat edaran ini, dijelaskan bahwa BIM digunakan untuk memfasilitasi proses perencanaan, perancangan, pengawasan, dan pemeliharaan jalan dan jembatan. Penggunaan BIM dalam konteks ini membantu meminimalkan kesalahan perencanaan, meningkatkan efisiensi konstruksi, mempercepat pengambilan keputusan, dan meningkatkan koordinasi antara pihak yang terlibat dalam proyek.

Implementasi BIM membawa berbagai manfaat yang signifikan bagi industri konstruksi di Indonesia. Beberapa manfaat tersebut antara lain:

A. Kolaborasi yang lebih baik

BIM memungkinkan para profesional terlibat dalam proyek untuk bekerja secara terintegrasi dan berbagi informasi secara real-time. Ini meningkatkan kolaborasi, mengurangi risiko kesalahan, dan memperbaiki efisiensi waktu dan sumber daya.

C. Pengendalian biaya yang lebih baik

Dengan menggunakan BIM, para profesional dapat membuat model digital yang mendetail dan memvisualisasikan desain secara realistis. Ini membantu pemangku kepentingan untuk memahami konsep desain dengan lebih jelas, mengidentifikasi masalah potensial, dan membuat perubahan yang diperlukan sebelum dimulainya konstruksi fisik.

C. Better cost control

BIM memungkinkan estimasi biaya yang lebih akurat dan perencanaan yang lebih efektif. Dengan mengintegrasikan data mengenai material, pekerjaan, dan harga, BIM membantu mengidentifikasi potensi penghematan biaya, mengurangi pemborosan, dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya.

D. Peningkatan kualitas dan keamanan

Dalam implementasi BIM, pemodelan digital memungkinkan deteksi kesalahan dan benturan desain sebelum konstruksi fisik dimulai. Hal ini membantu mengurangi risiko kegagalan struktural atau kesalahan konstruksi, meningkatkan kualitas bangunan, dan memastikan keamanan bagi pengguna..

E. Pengelolaan pemeliharaan yang lebih baik

BIM tidak hanya bermanfaat dalam tahap perencanaan dan konstruksi, tetapi juga dalam pemeliharaan bangunan. Dengan menggunakan model BIM yang terintegrasi dengan data pemeliharaan, pemilik bangunan dapat memantau kondisi bangunan secara real-time, melakukan perawatan preventif, dan merencanakan pemeliharaan jangka panjang dengan lebih efisien.

F. Clash detection dalam BIM menjadi pahlawan tak terlihat.

Dengan kecerdasan komputasi, tabrakan atau konflik antara elemen desain dapat terdeteksi sebelum menginjak tanah. Hasilnya adalah waktu dan biaya yang dihemat, keamanan yang ditingkatkan, dan proyek yang berjalan dengan lancar. Dengan clash detection, desainer, insinyur, dan kontraktor dapat bekerja bersama dalam koordinasi yang lebih baik, memastikan akurasi dan kualitas pembangunan yang optimal.

Kesimpulan:
Implementasi BIM di Indonesia telah diperkuat oleh Permen PUPR No. 22/2018 dan Surat Edaran 11/SE/Db/2021. Langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk memanfaatkan teknologi BIM guna meningkatkan efisiensi, kualitas, dan keamanan dalam pembangunan bangunan, jalan, dan jembatan.

Dengan menggunakan BIM, para profesional di industri konstruksi dapat mengoptimalkan kolaborasi, memperbaiki visualisasi desain, mengendalikan biaya, meningkatkan kualitas dan keamanan, serta memperbaiki manajemen pemeliharaan bangunan. Implementasi BIM akan terus berkembang dan menjadi semakin penting dalam upaya meningkatkan produktivitas dan inovasi dalam industri konstruksi di Indonesia.

BAGIKAN
Masuk untuk meninggalkan komentar
Keuntungan BIM dalam Desain Bangunan
Mengubah Paradigma Konvensional Menuju Model Digital